Catatan Perjalanan :
Keliling
Setengah Amerika
2.
Akhirnya Jadi Berangkat Juga
Selesai dengan draft
akhir rencana perjalanan, selanjutnya rencana itu saya
presentasikan di depan anak-anak dan ibunya dengan menggunakan
peta Amerika guna memperoleh persetujuan. Intinya adalah
memberitahu kepada mereka bahwa perjalanan liburan kali ini akan
menjadi perjalanan yang sangat panjang. Agar proposal ini
disetujui tentunya saya harus menonjolkan sisi-sisi menarik dari
banyak tempat yang akan dikunjungi. Sekedar menerapkan strategi
bisnis, bukan memanipulasi informasi melainkan lebih menonjolkan
sisi enaknya agar sisi tidak enaknya tidak terlalu diperhatikan
meskipun tetap harus diantisipasi.
Hal terakhir yang
saya mintakan persetujuan adalah bahwa hotel hanya akan kami
jadikan sebagai tempat untuk numpang tidur dan membuang hajat.
Selebihnya kami akan berada di jalan menikmati matahari dan alam
Amerika. Toh, di musim panas ini biasanya gelapnya malam
hanya akan berlangsung sekitar 8 jam saja.
Langkah
berikutnya adalah mencoba menghubungi beberapa rekan yang
kebetulan tinggal di daerah yang akan saya kunjungi atau lalui.
Hitung-hitung sekalian bersilaturrahmi. Diantaranya saya
menghubungi Mas Prapto Supeno di Wheaton (negara bagian
Maryland). Mas Peno yang mantan teman kuliah di jurusan Tambang
ini ternyata malah mengharapkan agar kami menginap saja di
rumahnya. Wah, ya kebetulan.
Saya
juga sempat menghubungi mBak Rinta Gillert yang alumni Geologi
dan tinggal di Ithaca (negara bagian New York). Rupanya mBak
Rinta sedang pulang kampung ke Indonesia, karena itu maka rute
untuk melewati Ithaca saya ubah. Sebagai gantinya saya akan
mampir menemui seorang bekas teman kerja di Tembagapura yang kini
tinggal di Syracuse (juga negara bagian New York). Adiknya Mas
Mimbar Seputro yang tinggal di Columbia (negara bagian Missouri)
juga saya hubungi, sekalian ingin bersilaturrahmi karena kota ini
akan saya singgahi dalam perjalanan saya kembali menuju ke New
Orleans.
Perhatian saya
berikutnya adalah soal kesiapan kendaraan. Sedan Ford Taurus
tahun 1999 warna hijau metalik yang spedometernya sudah berada di
angka sekitar 15.000 mil (24.000 km) rasanya masih layak saya
bawa untuk perjalanan jauh (yang nantinya akan saya tambahi
angkanya dengan 5.500 mil). Meskipun demikian, saya merasa lebih
yakin kalau lebih dahulu kendaraan saya masukkan ke bengkel untuk
preventive maintenance.
Ada yang saya
hampir kelupaan bahwa ternyata sticker tanda lulus uji kir
kendaraan yang disebut dengan brake tag sudah lewat masa
berlakunya sejak tiga bulan yang lalu. Untuk memperkecil peluang
berurusan dengan Pak Polisi di wilayah negara bagian lain yang
akan saya lewati, tentu saya harus memperbaharui brake tag
ini terlebih dahulu sebelum kendaraan saya gunakan untuk
perjalanan jauh.
Beberapa
perlengkapan praktis untuk bantuan darurat juga saya persiapkan,
seperti kompresor mini untuk penggunaan darurat guna menambah
angin ban, penambal ban sementara berupa cairan yang disemprotkan
dan dipompakan ke dalam ban, kabel untuk menyetrum aki (biasa
disebut jumper) yang dihubungkan melalui socket
pelantik api rokok, dan juga lampu senter kecil. Ban cadangan
perlu dipastikan, meskipun selama ini belum pernah saya gunakan.
Tidak saya lupakan perlengkapan PPPK (first aid kit) serta
obat-obatan standard yang biasa diperlukan oleh anak-anak.
***
Satu hal lagi
yang hingga minggu terakhir belum saya selesaikan, yaitu membuat
pemesanan kamar hotel di kota New York dan Niagara Falls.
Pemesanan lebih awal ini perlu dilakukan mengingat bahwa di musim
liburan seperti ini, hotel-hotel di tempat-tempat strategis
biasanya sudah penuh dipesan orang jika terlambat. Saya memang
belum melakukan pemesanan hingga sehari terakhir sebelum
berangkat, karena mendadak ada pekerjaan kantor yang cukup
menyita waktu yang membuat saya ragu-ragu apakah bisa saya
selesaikan sebelum hari Sabtu, hari pertama yang saya rencanakan
untuk memulai perjalanan.
Celakanya,
pekerjaan mendadak ini tidak bisa ditunda hingga dua-tiga minggu
mendatang. Akibatnya saya tidak mempunyai pilihan lain selain
berusaha habis-habisan agar pekerjaan selesai akhir minggu itu
juga. Ya, terpaksa perlu memperpanjang jam kerja alias lembur,
daripada mementahkan kembali rencana perjalanan yang sudah
dipersiapkan.
Apa boleh buat.
Saya ambil hikmahnya saja, bahwa seringkali untuk memperoleh apa
yang kita inginkan diperlukan pengorbanan di sisi yang lain. Kata
mbah-mbah buyut saya : jer basuki mawa bea.
Klise saja. Tetapi nyatanya toh banyak orang tidak mau terima
kalau berhadapan dengan kenyataan semacam ini. Akhirnya baru hari
Jumat malam saya memastikan bahwa besok akan jadi
berangkat, setelah malam itu pekerjaan bisa saya selesaikan.
Keesokan harinya,
Sabtu, 1 Juli 2000, rencana semula saya akan memulai perjalanan
di hari pertama ini dengan berangkat dari New Orleans sepagi
mungkin. Ternyata di hari pertama ini saya sudah gagal memenuhi
rencana perjalanan saya karena waktu keberangkatan tertunda
hingga siangnya. Pagi-pagi saya mesti membuat pemesanan hotel
untuk di New York dan Niagara Falls.
Dalam situasi
mendadak seperti ini, tentunya saya tidak punya banyak pilihan
untuk mencari hotel murah meskipun sebelumnya saya sudah
menyiapkan daftar akan menginap di hotel-hotel mana saja.
Pemesanan saya lakukan via internet dan saya rekonfirmasi via
tilpun sambil iseng-iseng mengecek siapa tahu ada harga promosi
yang agak miring.
Setelah memesan
hotel, saya langsung menuju ke agen brake tag guna
memperbaharui sticker tanda uji kir kendaraan yang sudah
kedaluwarsa. Seminggu terakhir ini saya belum sempat melakukannya
karena memang waktu saya tersita untuk mengejar menyelesaikan
urusan kantor. Untungnya saya tidak perlu menunggu terlalu lama
untuk urusan brake tag.
Urusan uji kir
kendaraan memang dilakukan oleh agen swasta yang resmi ditunjuk
oleh pemerintah. Setelah mendaftar, kemudian oleh satu-satunya
petugas yang ada di situ langsung dilakukan pengujian dengan
dicoba berjalan maju-mundur, dites remnya, lampu-lampunya, dan
kelengkapan pokok kendaraan lainnya.
Setelah semuanya
oke, lalu ditempeli sticker yang berlaku satu tahun dan
membayar US$10. Begitu saja, tidak repot-repot berurusan dengan
birokrasi yang rumit. Sayang saya tidak sempat menanyakan apa
yang harus dilakukan seandainya ada yang tidak beres. Selesai uji
kir kendaraan, saya lalu mampir mengisi BBM dan mampir ke sebuah
toko untuk membeli kelengkapan fotografi dan camcorder.
Akhirnya, Sabtu siang itu kami jadi berangkat juga untuk memulai perjalanan panjang liburan, mewujudkan sebuah obsesi ingin melihat lebih banyak tempat di belahan negeri besar ini. Secara geografis perjalanan ini memang tidak sampai mencakup setengah dari luas daratan Amerika, tetapi secara administratif melewati lebih dari setengah negara bagian yang ada. Memang harus saya akui, sekalipun perjalanan panjang ini sudah saya rencanakan, persiapkan dan perhitungkan sebaik-baiknya, tapi toh tetap saja berbau nekad.
Well, maka
seusai waktu dzuhur hari Sabtu siang itu, kami pun berangkat
meninggalkan kota New Orleans melesat menuju ke arah timur.
Bismillah
.- (Bersambung)
Yusuf Iskandar